Feature
KEINDAHAN
YANG TAK TERLUPAKAN, NGARAI SIANOK
Inong Elistia
54445/2010
Kalau jalan-jalan
ke Bukittinggi tak lengkap rasanya tanpa melihat indahnya perbukitan dan lembah
Ngarai Sianok. Ngarai Sianok bisa di tempuh dengan waktu 2 jam perjalan dari
Padang. Perjalanan ini dimulai dari Padang kami naik ANS dari simpang Labor karena terminal 2
disana. Perjalanan tersebut berhenti di Pasa Aua, karena tujuan kami Hendak ke
Ngarai Sianok Kami naik angkutan kota dan sampailah ditujuan. Tidak puas dengan
itu saja kami melanjutkan perjalanan. Kata orang-orang lembah yang dalam
jurangnya sekitar 100 m inilah yang menggoda kami berbelok dari Jalan Panorama
menukik turun ke dasar Ngarai Sianok. Ngarai Sianok merupakan patahan yang
memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko).
Patahan ini membentuk dinding curam, bahkan
tegak lurus dan membentuk lembah hijau, hasil gerakan turun kulit bumi
(sinklinal) yang dialiri Batang (sungai, dalam bahasa Minangkabau) Sianok. Dalam
perjalanan ini kami melihat betapa indahnya ciptaan tuhan. Dengan bikit-bukit
yang mengintar di sepanjang perjalan. Selain itu di sana juga ada hamparan sawah
dekat dengan perumahan penduduk. Hamparan tersebut tidak hanya dapat menarik
hati tapi dapat menenangkan pikiran. Ngarai Sianaok yang membentang di
sepanjang perjalanan tak lengkap kalau kita hanya melihatnya saja melainkan
kita dapat mengabadikaanya.
Tak terasa hari mulai siang dalam perjalanan
kami merasakan lapar yang amat sangat karena dari pagi kami masih belum makan.
Kami pun menacari Bebek Lado hijau yang berada dibawah lembah tersebut. Bebek
tersebut seharga Rp.75.000 bebek tersebut disajikan utuh beserta
kepalanya. Makanan tersebut sangat enak
dan utuh disajikan lengkap dengan nasi. Setelah kenyang kami melanjutkan
perjalanan kembali mengintari lembah yang dalam dan indah tersebut untuk
kembali ke Panorama karena kata orang-orang disana kita dapat melihat Ngarai
Sianok dengan pesonanya pohon-pohon yang hijau beserta kesejukannya.beserta
sovenir yang terdapat disana mulai dari lukisan, tas, gantungan kunci dll.
Ada hal yang menyebabkan kami tak lupa akan Ngarai tersebut.
Di ujung pusat cendera mata ini kita bisa menemukan tower
pengamat yang tingginya kira-kira 8 meter. Kami belum tau apa kegunaan tower
ini, mungkinkah hanya tempat untuk memandang Ngarai Sianok dari atas saja .
Karena tertarik ingin melihat pemandangan lebih bagus lagi kami melupakan ada
seekor monyet yang berusaha mengambil tas salah seorang diantara kami. Teman
kami pun berusaha menarik tasnya untuk kembali ke tangannya. Namun karena
monyet itu sangat kelaparan dan berani, dia tetap mempertahankan tas tersebut
yang ternyata diincar oleh menyet tersebut roti yang ada di dalam tas teman
kami. Dengan memberanikan diri dia maju dan merebut kembali tasnya dari tangan
monyet dan memberikan roti tersebut. Dengan geram teman saya berkata “dasar
monyet, ga tau apa ini cadangan aku di jalan” dengan muka masam teman kami
tersebut pergi meninggalkan kami membeli roti baru.
Selain itu menurut cerita yang beredar lembah
ini bukan sekadar objek wisata. Keindahannya menyimpan pahit getir dan
penderitaan para pejuang. Salah satunya, Lubang Jepang, maaf kami sedikit
membawa tentang lorong bawah tanah pada masa penjajahan Jepang digunakan
sebagai pertahanan bawah tanah. Lorong ini berada di dasar Ngarai Sianok,
sekitar 40 meter di bawah tanah
.Lubang ini didirikan pada 1942-1945 oleh penduduk-penduduk setempat. Semuanya dikerjakan secara paksa oleh tentara Jepang tanpa kenal ampun .Di dalam lorong bawah tanah, terdapat 21 lorong kecil. Di antaranya ada lorong penyimpanan amunisi, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian. Sehingga maklum kiranya jika di dalam akan terasa panas, lembab, dan sesak. Penasaran ingin ke sana atau dihitung dari permukaan tanah Taman Panorama.
.Lubang ini didirikan pada 1942-1945 oleh penduduk-penduduk setempat. Semuanya dikerjakan secara paksa oleh tentara Jepang tanpa kenal ampun .Di dalam lorong bawah tanah, terdapat 21 lorong kecil. Di antaranya ada lorong penyimpanan amunisi, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian. Sehingga maklum kiranya jika di dalam akan terasa panas, lembab, dan sesak. Penasaran ingin ke sana atau dihitung dari permukaan tanah Taman Panorama.
Orang-orang yang ingin lebih tahu lagi tentang
batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yang disaranai oleh
suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari
nagari Lambah sampai jorong Sitingkai
nagari Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya
masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti rafflesia
dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjang, siamang,
simpai, rusa, babi hutan,
macan tutul,
dan juga tapir.
Tak puas berjalan dengan kano kami memeutuskan kembali ke panorama.
Taman Panoramanya sendiri masih cukup terawat, cukup bersih.
hanya saja cat pada pagar dan railingnya kelihatan sudah mulai kusam dan tidak
terpelihara lagi. Tapi semuanya tidak bisa mengalahkan keindahan pemandangan
Ngarai ini. Oh ya, beberapa sisi tebing Ngarai juga mengalami longsor,
diakibatkan gempa Sumbar yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Saat kami ke
sana, sisa-sisa efek gempa masih terlihat. Dengan bertambah curamnya tebing
Ngarai tersebut. Tapi tetap saja minat pengunjung tidak berkurang dalam melihat
indahnya pemandangan Ngarai tersebut. Hari pun mulai sore kami kembali lagi ke
kampung halaman berkejar dengan waktu melakukan rutinitas kami kuliah !!! Hal
ini dapat dilihat melalui foto-foto dibawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar